Pagi itu, saya tidak berkunjung ke asrama karena saya harus memindahkan barang-barang ke tempat penginapan berikutnya dikarenakan harga penginapan di sekitar sini sudah kelewat gila bahkan untuk penginapan kecil sekalipun, alhasil saya memilih hotel di daerah kota namun jaraknya tidak begitu jauh dari Donohudan. Untuk menambah tenaga, saya sarapan roti kecil (beneran nama toko rotinya juga Roti Kecil) yang telah disediakan oleh pihak penginapan, saya rasa lumayan sekali untuk sekadar mengganjal perut.
Selesai sarapan, dengan susah payah, saya pun membawa carrier dan tas saya serta perintilannya naik tangga ke bawah dan saya menitipkan barang di resepsionis sembari check-out, dan langsung mengeluhkan apa yang telah saya alami kemarin (menawarkan pijat) dan bapak yang saya ajak bicara tersebut terkaget-kaget heran karena kok bisa kebobolan, padahal ojek daring yang mengantarkan makanan saja tidak boleh sampai depan pintu kamar, apalagi sales yang menawarkan "pijet syaraf", akhirnya bapaknya akan mengusut siapa yang memperbolehkan mereka masuk karena sudah menyalahi aturan.
Seusai menitipkan barang, saya hendak mengirimkan oleh-oleh untuk ibu saya di Jakarta, tetapi sayang pihak ekspedisi tidak bisa mengirim barang yang akan saya kirim karena harus dibungkus dahulu, sedangkan saya tidak ada media/alat untuk membungkus, ya sudah akhirnya saya bawa saja barangnya sampai pulang. Karena saya belum bisa memasuki hotel berikutnya dikarenakan masih terlalu pagi, saya putuskan untuk menghampiri Kak Mel di asrama haji Donohudan.
Tiba di Donohudan, saya pun bertemu dengan Kak Mel untuk makan siang (di Ayam SOC lagi) dan menanyakan persiapan menjelang tes, dan terlihat beliau gugup luar biasa tetapi menurut saya amat wajar apalagi ada beban yang harus dipikirkan. Setelah mendekati waktu tes, saya pun izin balik untuk mengirim barang ke penginapan berikutnya. Dan saya hanya bisa memberi dukungan, karena beliau terlihat tidak konek dan eror ketika diajak ngobrol, tetapi saya rasa wajar karena saya juga seperti itu ketika sebelum tes.
Ternyata perjalanan menuju penginapan dilanda hujan dan tiba di penginapan saya pun berteduh sejenak dan duduk di ruang tengah yang ternyata sudah ada orang duduk-duduk di sana sambil menonton televisi, saya malah diajak ngobrol dengan orang tersebut yang katanya berasal dari Semarang dan katanya beliau juga dalam rangka mengantarkan keponakannya tes CPNS di Donohudan, dan ngobrol banyak hal bahwa beliau pernah kerja di Jakarta dalam proyek pembangunan tol. Kira-kira ada 15 menit mengobrol, beliau pun undur diri dan saya pun berangkat ke penginapan/hotel berikutnya dengan membawa barang banyak dengan menggunakan mobil daring karena masih hujan dan banyak barang.
Tiba di hotel berikutnya, ternyata hotel ini tidak punya area drop-off dan yang paling menjengkelkan adalah ketika kondisi pada saat itu sedang hujan yang agak deras, ditambah dengan membawa barang banyak tetapi tidak ada yang membantu sama sekali minimal untuk membukakan pintu, dan para satpam pun pada kabur pura-pura tidak melihat, karena barang saya banyak dan takut oleng, maka mau tidak mau saya harus membuka pintu dengan kaki, dan langsung saya bilang ke resepsionis bahwa sudah tahu bawa barang banyak tetapi pada mlengos, akhirnya saya ditawari untuk menggunakan jasa troli. Kalau cerah mungkin tidak jadi soal.
Kamarnya minimalis dan lumayan luas, ada AC bahkan kipas angin, dan mempunyai pemandangan yang cukup baik karena saya minta lantai tinggi, di kamar mandi tersedia shampoo dan sabun tetapi tidak ada sikat gigi dan sandal (dijual terpisah seharga Rp15.000), ada TV kabel juga, menurut saya cukup ekonomis dan lebih baik dibanding penginapan sebelumnya. Terima kasih kepada travel daring dan media pembayaran cashless milik BUMN atas promonya, jadi bisa dapat harga miring. Tiba di kamar, saya langsung bersih-bersih, mandi, dan menjemur barang-barang saya, serta beristirahat sejenak untuk merebahkan badan karena pegal-pegal.
Sorenya, saya tancap gas menuju asrama haji dan langsung ke tempat livescore (pengantar bisa melihat hasil nilai secara real-time di sini) dan awalnya saya tidak menemukan di mana nama Kak Mel di urutan berapa dan di ruang mana, tetapi dengan menunggu beberapa waktu akhirnya ketemu juga dan sedih juga saya karena nilainya tidak sesuai dengan harapan saya walaupun lumayan tinggi. Dan sampai saat itu saya belum bertemu dengan Kak Mel karena chat saya belum dilihat, setelah saya telusuri sendiri ternyata beliau ada di dekat miniatur Ka'bah dan terlihat mukanya sedih sekali karena mungkin tidak sesuai harapan serta ada sesuatu yang mungkin kita tidak ketahui.
Akhirnya, kita bertemudan mencoba mengobrol sejenak sambil minum teh untuk menenangkan diri,nya karena saya juga bingung harus melakukan apa sambil menunggu kawannya juga, baru setelah ada kabar dari temannya baru kita beranjak kesana, dan saya mengantarkan Kak Mel ke dua temannya, yaitu Bu Dewi dan Bu Wida, dan saya sengaja berpisah agar mereka dapat bertemu dan mencurahkan isi hati kak Mel ke mereka yang sudah lebih lama kenal.
Kak Mel, Ibu Dewi dan Ibu Wida |
Selesai dari "temu kangen dan sesi curhat", mereka pun menemui saya dan jalan bareng mencari makan malam, dan kami menemukan tempat makan yang agak jauh, namun dengan kondisi yang jauh lebih baik dari lalapan Jogja kemarin, tentunya juga lebih higienis dan harganya masuk akal. Saya pun berkenalan dengan mereka sambil mengobrol banyak hal dengan mereka berdua hingga endingnya dibayari oleh Bu Wida. Terima kasih Bu Wida dan tetap semangat untuk Kak Mel !
Seusai makan, saya ikut mereka kembali ke asrama dan kali ini gedungnya agak jauh (karena Kak Mel sudah pindah gedung), saya pulang ke hotel dengan menggunakan ojek daring, seperti biasa karena murah meriah. Dan tiba di hotel saya memilih untuk langsung bersih-bersih dan tidur, selamat malam Solo.
Komentar
Posting Komentar