[Runaway Trip '19] - Kisah Awal Perjalanan (1)

Saya ditugaskan untuk membuat kamar mandi di rumah Klaten, tetapi diam-diam juga ingin melarikan diri mumpung kegiatan sedang reses, oleh karena itu saya secara mendadak seperti tahu bulat, memesan tiket pesawat si merah untuk penerbangan pukul 21.00 padahal waktu itu sudah pukul 17.30 dan ngakunya adalah saya naik kereta Senja Utama Solo agar tidak dicurigai, lagian harganya tidak berbeda jauh. Izin saya adalah empat hari karena kebetulan ada kondangan juga di hari sabtunya di Jakarta, pada awalnya.

Rencananya saya hendak berangkat ke bandara dengan menggunakan DAMRI, tetapi dikarenakan masih ada kegiatan yang harus dilakukan, maka waktu keberangkatan pun mepet sehingga saya harus menggunakan transportasi daring menuju bandara secara langsung, tiba di bandara ternyata masih tepat waktu dan ternyata pesawat lumayan penuh, tidak ku sangka. 

Singkat cerita, saya pun naik pesawat (tidak usah dibuat jurnal, tidak ada yang spesial dan terlalu sering juga) dan ketika naik pesawat saya sudah memasang ancang-ancang untuk pindah ke tempat kosong (saya selalu bisa mencari tempat kosong jika memungkinkan), penerbangan lumayan mulus hanya saja ketika mau memasuki area kota Yogyakarta, pesawat terkena turbulensi karena angin yang kencang, pesawat goyang naik turun tidak karuan, saya yang takut naik pesawat pun mencoba duduk melayang dengan kaki ngangkang tanpa menyentuh kursi, ternyata itupun badan masih terasa anjlok seperti naik Histeria sampai penumpangnya agak pucat, apa kabar jika saya duduk pasti makin terasa.




Tiba di Bandara, saya langsung jalan kaki dari gedung bandara menuju luar area bandara ke arah kantor imigrasi untuk memesan transportasi daring dan masih dapat. Oh iya mereka sudah legal di bandara asal di daerah parkiran dekat kantor imigrasi, dan jangan pakai transportasi daring yang hijau empat huruf karena mahal parah.

Saya dapat pengemudi yang perawakannya tidak begitu tua, namun pengalamannya banyak sekali, ternyata dia dulu katanya banker di bank yang kantornya di SCBD dengan pengalaman menjadi manajer keuangan dengan gaji dan fasilitas yang fantastis, kegiatan ini itu, tetapi kalau dibilang ngibul juga tidak karena ceritanya runut dan benar lokasinya memang ada, mungkin lebih kepada bluffing.

Akhirnya, perjalanan pun tiba di rumah eyang di Klaten...

___

Pagi hari itu, saya hanya menganggur saja.

Malamnya, saya diajak oleh kolega tante ku untuk jalan-jalan malam, untuk sekadar info, temennya tante ku ini adalah orang asli Klaten namun sudah lama tinggal di Bintaro, mereka datang bersama istri dan saudaranya untuk bersih-bersih rumah. Kami diajak makan di mie godog yang menurut saya enak banget yaitu Pak Sabar di dekat alun-alun Klaten sambil mengobrol banyak hal karena baru bertemu juga. Sungguh pengalaman baru yang unik.


Komentar