[Unexpected Journey I] - Tidak Diduga Menemukan Tempat Wisata Tersembunyi dan Ke Basecamp Mapala (Jadinya) "Sobat Ambyar" (5)


20 Juli 2019


Budiyah rupanya sedang pergi ke Rembang pada saat itu mengantarkan Aisyah, dan setiap kita hendak mengajak ketemu pasti beliau berhalangan, malah sekarang pergi jauh karena Aisyah hendak mengadakan penelitian untuk bahan penulisannya. Dan rencana tidak terduga ini sudah bisa disimpulkan bahwa rencana membuat video ulang tahun MR.DOOSSS dan menanjak ke Gunung Andong batal, dan diganti dengan agenda lain, yaitu berencana untuk membuat video di tempat lain, pilihannya pun masih tentatif.


Tidak apa, ada hikmah dibalik ini semua, tidak ada kegagalan dalam hidup.


Dari penginapan, saya dijemput oleh Budhonk, kami pun melaju dari Condongcatur menuju terminal lama (XT) karena kami janjian dengan Riay dekat sana, tetapi kami mampir terlebih dahulu di Soto Pak Min Klaten untuk makan pagi, kemudian nongkrong lagi di Indomaret Jalan Solo sambil makan lekker untuk menentukan tujuan, akhirnya dipilih tujuan ke arah rumah Riay, yaitu Imogiri.

Ketika tujuan sudah ditetapkan, kami pun langsung menuju selatan dan di jalan bertemu banyak orang sedang lomba sepeda, mereka sudah tua-tua tetapi masih energik loh, singkat cerita kami tiba di terminal lama dan menunggu beberapa lama di sana, karena yang ditunggu tidak kunjung datang maka kami jalan lagi, rencananya mau menunggu di angkringan dekat kampus Budhonk sekalian menunjukkan gedung tempat Budhonk menimba sumur eh ilmu di dekat Taman Siswa.

Pas sampai di angkringan, bapaknya belum buka dan baru mau duduk ternyata Riay sudah mengabarkan dan tempat janjian diubah di dekat Giwangan, akhirnya sambil minta maaf kami pun cabut menuju ke sana


Walaupun tempat bertemunya agak sedikit meleset, tetapi kita masih bisa ketemu. Kemudian kami berkendara dan menuju arah Imogiri, di sana saya dan Budhonk sempat-sempatnya karaokean karena mood menjadi lebih baik dari sebelumnya karena sudah melepaskan beban pikiran yang tidak perlu dipikrkan, malah saya minta karaoke esoknya kalau pada berkenan.


Sejurus kemudian, kami pun tiba di tanjakan menuju Imogiri, dan bisa dibilang medan jalanannya penuh dengan tanjakan, oleh karena itu saya gantian dibonceng Riay sampai beberapa jauh hingga melewati bukit yang namanya bukit bego, setelah menemukan tempat yang mungkin menarik kamipun langsung mampir untuk istirahat sejenak setelah perjalanan jauh dari kota, tetapi menyempatkan diri untuk berfoto-foto terlebih dahulu sambil ngemil sebentar, baru lanjut lagi.

Dlingo dan Kunjungan Pertama

Keluar dari tempat tersebut, kami pun melanjutkan perjalanan dengan modal nekat tanpa arah, malah blusukan masuk ke daerah perdesaan hingga nyasar ke jalan yang benar-benar menantang jiwa karena benar-benar turunan, bahkan sebagian besar jalan ada yang belum diaspal serta berbatu dan menurut saya untung motor mereka kuat-kuat dan nyetirnya jago-jago, namun kembali lagi proses kadang lebih menarik, tidak lupa pemandangannya kami abadikan sebagai kenangan.



Proses Perjalanan

Lucunya, tanpa diduga kami malah menemukan tempat wisata yang bisa dibilang berada di daerah yang terpencil di daerah Imogiri, tiket masuknya gratis dan pengunjung yang datang pun hanya kita saja bahkan tak ada manusia lain di sini, walau medannya sedikit trekking dr tempat parkir, tapi begitu tiba di tempatnya, kami lari kegirangan karena pemandangannya masih benar-benar asri, alami dan indah.

Di sini juga telah disediakan jembatan yang berfungsi untuk melihat pemandangan dari ketinggian, yang terbuat dari rangka bambu yang sepertinya sudah agak rapuh dan begitu dinaiki bunyi "krekot krekot" dan bergoyang-goyang, namun syukurlah, ketika mencoba naik ke atas jembatan tersebut kami tidak mengalami hal apapun malah bisa dinaiki hingga dua orang.


 Jembatan dan Pemandangan


Kamipun membawa cemilan yang sudah dibeli sebelumnya sambil mengobrol banyak hal di rerumputan yang hijau sambil menikmati alam. Beberapa lama kemudian, kamipun membahas  agenda utama kita jalan-jalan, yaitu pembuatan film ulang tahun kedua paguyuban kekerabatan kami, MR.DOOSSS, jujur waktu itu tidak terlalu minat karena bisa dibilang banyak rencana yang agak meleset, jadi kita hanya merekam seadanya dan tidak terkonsep dengan baik, karena sebenarnya rencana pembuatan film pendek ini ada di Gunung Andong.

Menikmati Suasana 

Dengan bantuan Riay, akhirnya kami bisa membuat sedikit cuplikan video dengan mengucapkan selamat ulang tahun dan salam-salaman saja, tidak ada yang spesial. Sebenarnya kalau ada Budiyah mungkin bisa terlihat lebih oke karena kalau hanya berdua rasanya kurang meriah. Selesai merekam, kami pun selfie bertiga dengan bantuan tripod dan remote kontrol selfie yang dimiliki oleh Riay yang senang sekali berfoto ria dimanapun kapanpun, hape saya saja penuh dengan fotonya beliau, tetapi tidak apa masih bisa dipindahkan ke internet dengan mudah.

Cuplikan Foto

Karena hari sudah mulai sore, kami pun bertolak menuju arah kota karena jalan akan gelap gulita di malam hari, dan benar saja jalanannya benar-benar gelap dan agak masuk ke hutan sedikit, namun dengan insting akhirnya kita bisa masuk ke jalan besar dan melaju menuju kota.


Karena perut sudah keroncongan dan disko, kami pun mampir dulu di sebuah keremesan di dekat kampusnya Budhonk dahulu kala, makan ayam goreng dan nasi serta sambal yang pedasnya mahadahsyat, sayang Budhonk tidak suka sambal. Tempatnya memang kecil namun ramai sekali orang berdatangan.

___

Karena proses pengiriman foto belum selesai, akhirnya tidak diduga tidak dinyana, kami malah mampir dahulu ke kampus tempat Budhonk berkuliah dahulu di daerah Taman Siswa, dan bertemu dengan kawan-kawan mapala di basecamp tempat mereka berkumpul, dan bisa dibilang Budhonk adalah sesepuh di sana sehingga mereka ada menaruh rasa hormat dengannya. Mereka pun mengobrol banyak namun saya diam karena introvert saya kambuh.


Jika Anda mendengar kata 'mapala' maka sudah bisa dibayangkan penampilannya seperti apa, gaya dan penampilan boleh abstrak namun walau begitu,hatinya tetap mellow. Karena konyolnya ada salah satu kawannya atau adik tingkatnya Budhonk yang kebetulan sedang patah hati ditinggal pas lagi sayang-sayangnya, dan si galau itupun menggenjreng gitar sambil menyanyikan lagu galau Ungu - Cinta Dalam Hati, lagu yang pernah saya setel dua bulan berturut-turut sebelum pegat walau maknanya meleset (kalau sekarang liriknya malah cocok buat saya).

UPDATE : 
2019 Wrapped (Sumber : Spotify)
Gara-gara ke basecamp, padahal aslinya juga jarang didengar, tetapi entah lagu ini bisa nomor empat dalam Spotify ku. 
___


Menurut Budhonk, temannya itu sedang galau berat karena memang tidak akan bisa bersatu ibarat air dan minyak, lebih tepatnya ditinggal pacarnya padahal sudah lama pacaran (seingat saya), makanya tidak heran kalau perasaannya saat itu seperti nasi tanpa karet, ya ambyar (kocar-kacir, tercerai-berai). Weh, wes cocok e ngurokke Didi Kempot, Lord of Broken Heart.


Setelah mengobrol dan pemindahan data selesai, kami pun undur diri dari sana dan pulang, sebenarnya Riay menawarkan tidur didekat rumahnya, tetapi barang saya ada di tempat Budhonk semua jadi mau tidak mau saya harus menginap di daerah Condongcatur lagi


Akhirnya kami pun berpisah dari Riay, dan setelah mencapai jarak 12 KM, saya ngetem di Indomaret dan Budhonk mengambil barang saya yang saya titipkan di rumah Budhonk terlebih dahulu baru menjemput saya lagi, saya berencana untuk memesan di motor tetapi karena tidak dapat-dapat juga karena harganya mahal-mahal, akhirnya nongkrong lagi di Alfa Jakal untuk memesan penginapan dengan teliti, dan pilihan jatuh kepada Airy.


Setelah mendapatan penginapan, kami pun cabut ke Airy tersebut dan lucunya di plang tulisannya "KOS PUTERI", wah jadi was-was apakah saya boleh menginap di sini, dan konyolnya tak ada resepsionis, tidak ada pengurus, makin keder dah gimana ini.


Di parkiran yang sama, ada orang yang membawa mobil dan mereka sepasang laki dan perempuan, mereka mungkin nasibnya sama kayak saya yang mau menginap juga, tetapi koplaknya si lelaki melihar kira dengan pandangan sinis, si Budhonk peka dan langsung pandang balik, dikira kami berdua mau nginep seperti mereka kali ya.


Saya akhirnya inisiatif untuk masuk ke dalam, dan ketemu dengan orang yang lagi keliling di dalam ruangan, ternyata memang dia pengurusnya dan tidak ada resepsionis, jadi saya sudah diberi kunci dan titip identitas, akhirnya mereka pun ikutan jejak saya dan sungguh mencurigakan gerak geriknya,
tetapi itu urusan mereka.


Setelah dapat kamar, saya pun pamit dengan Budhonk yang hendak pulang dan saya pun beristirahat.




Benar-benar tidak terduga blas, untung penginapan saya yang ini masih agak bagus sehingga istirahat pun bisa jauh lebih tenang.

Komentar