[Prolog] Dolan Dewe - Mei 19

Dari judulnya saja maka sudah bisa dipastikan bahwa arti dalam Bahasa Indonesia adalah liburan sendiri, bahasa kerennya adalah 'solo traveller'. Iya saya memang iseng hendak mencoba liburan sendiri yang jadwalnya pun sangat fleksibel karena sedang hiatus, serta iseng sebelum bulan puasa.

Bahkan saya memesan tiket kereta api dan hotel pun dalam jangka waktu yang mepet dari waktu keberangkatan dan waktu menginap alias modal nekat.

  1. Mencoba kereta sleeper train atau kelas luxury dari KAI .
  2. Mencoba hotel diskon 50 persen dari travel daring, hotel kelas bintang tiga di tengah kota Surabaya yang lumayan.
  3. Mencoba kereta api stainless terbaru dari KAI, kelas eksekutif.
  4. Mencoba hostel yang tidak banget, kamarnya lebih parah dari kos-kosan (sama sekali tidak didesain) dan sistem yang aneh serta endingnya adalah sakit mata.
  5. Mencoba hotel kelas atas bintang lima kelas internasional yang luas kamarnya hampir 1/6 luas dari bangunan hostel sebelumnya
  6. Mencoba hotel kelas menengah atau bintang tiga yang saya kira kecil ternyata di atas ekspektasi dan kamarnya besar namun harganya relatif murah serta ada kolam renang besar.
  7. Mencoba losmen atau penginapan dekat stasiun yang dikelola oleh hotel daring dari India.
  8. Mencoba kereta api eksekutif di rangkaian ekonomi, yang sudah bisa ditebak kualitasnya.

Dengan rincian perjalanan adalah :

  1. Berputar-putar ke mal masa kecil di Surabaya, bahkan yang sudah 20 tahun lalu tidak kesana, menggunakan transportasi daring, dan saya sangat menikmati sekali kesendirian tersebut. Kenangan masa lalu.
  2. Jalan-jalan sendiri di Yogyakarta, dengan rincian tempat Pasar Beringharjo, Malioboro sampai bertemu dengan kawan-kawan saya yang tinggal di Yogyakarta dan malamnya adalah karaokean.
  3. Mengikuti bakti sosial singkat oleh kawan saya di Yogyakarta, ikut mendokumentasikan kegiatan yang mulia tersebut, memberikan makanan bagi orang yang membutuhkan, menarik.
  4. Menjenguk eyang, dan saudara di Klaten, dan diajak makan malam penyetan khas lokal yang enak.
  5. Balik ke Yogyakarta, ke hutan pinus bersama kawan-kawan untuk membuat proyek ulang tahun dengan ending makan siang di sate klathak Pak Pong.

Memang, tidak selamanya sendiri, tetapi dari Jakarta saya tidak membawa siapa-siapa, namun entah mengapa saya bisa menikmati kesendirian saya, padahal dahulu sekolah saja saya minta jemput.

Sebenarnya rencana awal adalah saya mau ke Malaysia sendiri untuk mencoba suatu pesawat, tetapi tidak diperbolehkan oleh orang tua dengan alasan keamanan, paspor pun diambil, ya sudah jalan-jalan di Indonesia saja.


Saya terbesit hendak mau menghampiri orang di Kalimantan, Sulawesi atau di Riau, tetapi sayang tiket pesawat membuat saya gigit jari, lebih baik saya alokasikan ke tempat lain yang harganya jauh lebih menguntungkan, satu kali jalan tiket ke Sulawesi bisa dapat tiket kereta luxury + transportasi dari/ke stasiun + hotel satu hari + makan 2 kali.


Akhirnya keputusannya di atas, yang telah Anda baca sebelumnya. Namun ada beberapa yang saya tulis detailnya menjadi suatu kisah dan cerita yang bisa Anda ikuti artikelnya di bawah ini setelah artikel ini, namun ada juga yang tidak dibuat karena terlalu standar.

Sekian dan terima kasih.

Komentar