Selayang Pandang : Little Edo di Kawagoe, Saitama Dalam Waktu Terbatas Dan Membawa Orang Tua


Bosan dengan Tokyo, Osaka, Kyoto, Nara, Himeji, Kawaguchiko, dan sekitarnya ? Namun, hendak berkunjung ke tempat yang mempunyai hal yang lain dan kuno serta ada sejarah, maka lebih cocok ke Kawagoe.


Saya juga tidak sengaja ke sini, saya tertarik kesana karena tidak sengaja membaca internet pas perjalanan menuju Odaiba, sepertinya menarik dan kebetulan saudara saya sedang ke Disneyland, jadi saya dan orang tua mending kemari saja daripada di dalam kota Tokyo terus kan bosan, mumpung ada JR Pass.


Di Kawagoe, saya memutuskan memilih tempat yang benar-benar objek paling penting tanpa harus naik kendaraan berkali-kali, dan jalan kaki pun sebisa mungkin minim. Yaitu saya memilih yang ada arsitektur zaman Edo yang masih kuno, dan objek jam yang katanya simbol dari Kawagoe, dan lorong pertokoan yang masih kuno juga, serta kalau bisa ketemu kuil atau museum maka saya akan mampir. (Kenyataannya museum tidak sempat karena waktu dan tenaga bapak saya yang menipis). Lama kunjungan saya : 3 jam.


Kawagoe terletak di Prefektur Saitama, kalau sering baca Shinchan pasti tahu, dan letaknya juga tidak jauh dari Tokyo, paling satu jam kalau naik kereta biasa JR dari Shinjuku (jika punya JR Pass), mungkin bisa lebih cepat hanya setengah jam dengan menggunakan kereta ekspress yang dilayani perusahaan Seibu dari Ikebukuro. (pilihan tepat jika tidak ada JR Pass). Terserah mau naik apa yang terbaik, pastikan sesuaikan dengan keadaan di sana, karena saya mengikuti Hyperdia yang realtime pun jalurnya ternyata berbeda dengan yang di tampilkan , keretanya pun juga. Jadi lihat situasi real-time di sana.


Ada sedikit kisah ketika transit menuju Kawagoe, kalau tidak salah kami transit di stasiun besar daerah Saitama, waktu transit kami cukup lama untuk menunggu kereta lanjutan ke sana (sampai 40 menit) hingga bingung menghabiskan waktu dan akhirnya ke tempat penjualan makanan, ternyata kami keasyikan dan baru sadar keretanya sudah mau berangkat, akhirnya kami lari menuju peron dan ternyata peronnya tinggi, pakai tangga pulak, dan benar saja begitu kami sampai depan kereta eh baru benar-benar tertutup (kereta di Jepang sangat tepat waktu), tetapi keberuntungan masih berpihak ke kami, pintu kereta terbuka lagi, padahal di Jepang mustahil pintu dibukain lagi seperti KRL. Untung saja bisa, kalau tidak menunggu 30 menit lagi dan habis waktu di Kawagoe.


Ketika di kereta, saya baca beberapa web dan travel blogger, hampir tidak ada ulasan yang menyuruh kami naik kendaraan umum ke tempat wisata, bahkan website resmi Kawagoe sekalipun, kami disuruh jalan kaki 15-20 menit yang mana itu 3 KM an, waduh kacau dah kalau bawa orang tua mana bisa ! Ini dia tipsnya :


Asal masih di Jepang, semua ada jalan karena infrastrukturnya bagus. Akhirnya kami turun kereta di Stasiun JR Kawagoe, jalan ke arah pintu keluar TIMUR/EAST (patokan "atre" department store), lalu turun ke bawah menggunakan tangga atau lift ke terminal bus yang ada di lantai dasar (jalan raya), dan ternyata memang ada bus, tetapi lebih kepada bus turis namanya Koedo Loop Bus dan sejenisnya yang antrenya sangat amat panjang sekali, karena yang ditulis di internet rata-rata hanya bus ini, dan juga bus ini menggunakan bahasa asing.



Sumber : Google Maps

Tetapi karena saya orangnya malas lihat keramaian dan senang yang antimainstream, belum lagi orang tua yang sudah mulai lelah, akhirnya saya lihat jalur sebelah ternyata di sini juga ada bus umum biasa (seperti Metrobus Transjakarta), lalu saya coba antre saja ke pemberhentian sebelahnya yang merupakan bus umum lagian antreannya sepi dan hanya ada orang lokal, kami satu-satunya wisatawan, dan memang bus umum di sana tanpa bahasa Inggris, tanpa peta di halte, jadi modal nekat saja, website/Google Maps juga pakai kanji, lengkap sudah.



Gambaran Bus Stop (Sumber : Google Maps)
Plang kira-kira seperti ini, hanya huruf kanji dan nomor bus

Sebuah Info : Saya kemari karena lagi ramai-ramainya orang liburan, kalau mau mudah atau pas tidak ramai, mending pakai Koedo Loop Bus / sejenis karena ada Bahasa asingnya. : http://www.tobu-bus.com/en/kawagoe/ info bus dapat dibaca di sini, jarang ada yang mengulas di travel blog.


Sedikit trik, kalau mau memastikan, download gambar objek wisata yang akan dituju, kemudian ketika bus datang, tunjukkan gambar objek yang akan dituju tersebut ke driver kalau perlu beserta tulisannya yang besar agar paham, kalau driver bilang oke "haik" iya itu artinya benar, kalau tidak ya jangan naik. (Waktu itu saya ke Kurazukuri itu pemberhentiannya persis di depan gedung atre department store) NO 1.


Akhirnya dengan harap-harap cemas, kami pun naik bus dan alhamdulillah ternyata di dalam busnya ada layar petunjuk nama halte, jadi aman dan kebetulannya jalurnya benar.

Kami turun di Kurazukuri Street (Warehouse District) yang sudah terkenal, dan memang benar di sini bangunannya masih ala Edo zaman dahulu, pokoknya misi kami hanya melihat gedung-gedung tua, mencoba snack, berjalan ke arah jam tua, dan beberapa gedung kuno seperti kuil (apapun ketemunya yang dekat sana), terus pulang.



Kurazukuri Street

Sedikit kisah, menurut sejarah yang saya baca Kawagoe adalah kota yang bisa dibilang cukup penting karena memasok sumber daya ke Edo (sekarang Tokyo). Berkat perdagangan yang berkembang, banyak pedagang tumbuh cukup kaya untuk membangun tidak hanya gudang, tetapi juga ruko mereka dengan gaya Kurazukuri (seperti di gambar). Beberapa bangunan berhasil bertahan hingga hari ini seperti yang bisa dilihat. Di sini juga banyak sejenis ruko dan restoran serta gerai cemilan atau manisan di sepanjang jalan ini.



Detail Bangunan

Kemudian, saya akhirnya sampai juga di objek wisata yang ada di gambar promosi pariwisata Jepang, letaknya tidak jauh dari jalan utama yaitu Toki no Kane atau Bell Tower, yang merupakan simbol dari distrik Kawagoe. Menurut info yang saya baca dari internet, menara ini dibangun kembali pada tahun 1894, setelah Kebakaran Besar Kawagoe tahun 1893 telah menghancurkan bangunan sebelumnya. Dan berbunyi pada jam-jam tertentu.




Bell Tower


Tentunya saya berfoto-foto di sini, sambil melihat dalamnya sedikit walau sebenarnya tidak ada apa-apa karena hanya ada kuil kecil saja, yang penting sudah foto dan melihat objek wisata yang orang masih jarang ke sini, namun saya senang karena suasananya masih kuno.



Bawah Bell Tower dengan Latar Kuil

Pulangnya, kami tidak sengaja menemukan gang kecil, yang tembusnya adalah sebuah bangunan kuno juga, akhirnya kami pun mampir ke suatu bangunan kuno tersebut yang entah apa, saya lihat di Google namanya Chokiin Shrine / 長喜院 (yang besar) dan Yukizukainari Shrine. Mungkin sejenis tempat suci yang biasa ada di Jepang.



長喜院

Entah apapun itu, yang penting foto-foto dahulu sambil menikmati sebentar arsitekturnya yang terlihat sudah lawas, dan banyak juga yang berdoa di sana, fungsi nya untuk apa tetapi kurang paham juga saya. Oh iya di gang yang sama kiri kanan terdapat toko menjual permen Jepang / manisan, dan di satu gedung ada yang warnanya emas dan ada miniatur rickshaw kuno sehingga kalau untuk foto pasti keren banget hasilnya.




Serasa di Luar Negeri


Dan karena hari sudah mulai sore dan harus kembali ke Tokyo, kami pun kembali naik bus lagi ke stasiun, ikuti saja orang-orang, maka akan terlihat halte busnya. Kemarin sih di depan Resona Bank, nama haltenya "Ichinbangai", dan sebenarnya halte yang dimaksud adalah bus-stop dengan model seperti gambar di bawah ini. Dan tetap saja ketika menunggu, kami menemukan ada orang Indonesia di sini.



Halte Bus dan Suasana Bus

Bus bisa dibayar pakai IC Card seperti SUICA/PASMO dan sejenisnya. (Asal ada tulisannya).



Menerima IC Card

Saya tidak ke Museum-museum yang ada di Kawagoe serta kuil lain yang terkenal seperti Hikawa Shrine dan lainnya, Sebenarnya banyak objek lain seperti Candy Alley, Museum-museum di Kawagoe yang jumlahnya banyak, Festival Kawagoe (waktu tertentu), Honmaru Goten (salah satu simbol Kawagoe karena bentuk arsitektur bangunannya), Kita-in Temple, dan lainnya yang bisa dikunjungi.


Tetapi karena faktor keterbatasan waktu dan membawa orang tua yang tenaganya sudah lemah karena digeber dari keliling Jepang sebelumnya. Maka menurut saya agak ribet jika harus jalan lagi ke objek lain karena harus menggunakan bus lagi/jalan kaki dengan jarak yang jauh, jadi saya lebih mementingkan ke objek yang benar-benar penting, yaitu menara jam dan suasana kota tua zaman Edo seperti yang telah dijelaskan di atas.


Walapun objek yang dikunjungi hanya itu-itu saja, tetapi enaknya tidak menguras tenaga, karena objeknya berdekatan, total kami berjalan kaki di Kawagoe tidak sampai 3 km, dan foto yang didapat serta pengalamannya pun juga sudah memuaskan.

Namun, jika mau ke tempat lain, tentu saja bisa dan ada suatu laman yang bagus tentang Kawagoe, di link : KAWAGOE KOEDO



Sore di Kawagoe

Intinya : hanya ke daerah Kurazukuri Street (Warehouse District), bisa dapat foto dan melihat objek macam-macam termasuk Bell Tower, kunjungan singkat dan tanpa menguras banyak tenaga. Walaupun disarankan ke kuil dan museum yang ada di kota ini, karena keren.

Komentar