Untuk memulai perjalanan backpacker saya, saya tentunya harus menggunakan moda transportasi, namun dikarenakan saya ingin sesekali mencoba kelas bisnis dari maskapai lokal serta ingin tahu bagaimana pelayanan yang diberikan, maka saya kali ini memilih Batik Air karena harganya masih "terjangkau" dan kebetulan saya masih punya banyak poin dari travel daring (online) yang mau hangus, mending saya tukar dan lumayan.
Pra-keberangkatan
Batik Air sama seperti induknya yaitu Lion Air, yang bisa melakukan web check-in 24 jam sebelum keberangkatan pada laman resminya di Batik Air Web-Check In.
Saya sengaja untuk tidak menggunakan fasilitas ini karena saya penasaran dengan pelayanan di bandara seperti apa.
Pelaporan atau Check-In
Batik Air terbang dari terminal 1C (update: sekarang di 2E), dan ketika tiba di bandara area check in agak kurang terorganisir karena ramai dan sempat bingung karena tidak ada konter untuk kelas bisnis, setelah tanya petugasnya malah disuruh antre di web check in. Kocak.
Syukurlah tak lama kemudian ada petugas yang menghampiri sambil menyebut nama saya dan langsung memberikan boarding pass yang sudah tercetak. Hebat sekali, saya belum melakukan proses check in tetapi tanpa tendeng aling-aling saya langsung diberikan boarding pass oleh petugas darat.
Bentuknya agak berbeda dari biasanya yang mencatumkan nama dari ketiga maskapai Lion Air Group, yaitu Lion Air, Batik Air dan Wings Air, namun ini khusus Batik Air dengan embel-embel "Premiere".
Lalu, saya ditanya apakah saya membawa bagasi, dan saya katakan iya yang kemudian saya diberi prioritas untuk menaruh bagasi saya ke konter yang berarti saya sebenarnya menyelak antrean reguler. Tetapi itulah hieraki kelas, bukan kemauan saya juga namun memang penumpang kelas bisnis diberi prioritas, namun hendaknya konter untuk kelas ekonomi dan bisnis mestinya dipisah agar lebih privat karena kemarin tidak karuan penumpang kelas ekonomi web check-in, belum check-in dan kelas bisnis dicampur aduk. (di 2E sudah mendingan).
Setelah urusan selesai, diantarlah saya ke ruang tunggu eksekutif atau bahasa kerennya adalah executive lounge, yang menurut saya sederhana dan lauk pauknya terbatas dan kue-kue nya juga biasa saja, makan beratnya juga tidak jelas. Pilihan minumnya hanya teh kopi dan beberapa air minum botolan yang bisa diambil berapapun (tetapi ya tahu diri). Menurut saya, ini prinsip "kamu dapat apa yang kamu bayar", jangan bayangkan seperti naik Garuda. Sayang fotonya sedikit karena dipelototin sama orang-orang.
Minuman dan Makanan di Lounge |
Panggilan berangkat pun tiba, saya diantar (escorted) oleh salah seorang petugas darat Batik yang lain untuk dibawa ke pesawat yang agak jauh karena harus pindah gerbang (dari G7 ke G1). Saya sedikit mengobrol tentang jumlah penumpang dalam penerbangan ini, dia berkata bahwa penumpang kelas ekonomi hampir penuh, namun kelas bisnis hanya dua orang saja dan begitu sampai bibir garbarata, sang petugas pun pergi meninggalkan saya.
Airbus A320-200 | CGK-LOP |
Masuk pesawat pun seperti biasa, saya disambut para pramugari dengan salam "selamat datang, tempat duduk nomor berapa ? ", saya langsung sodorkan boarding pass dan pramugari tersebut langsung mengantarkan ke tempat duduk saya (ya iyalah tempat duduknya di 1A, jadi cepat) dan langsung ditawarkan minuman penyambut atau bahasa kerennya welcome drink dan handuk panas sebagai penyegaran atau bahasa kerennya refreshment. Saya memilih untuk minum jus jambu karena bosan minum jus jeruk terus di pesawat.
Dari pengamatan saya, penumpang yang menggunakan kelas bisnis Batik Air ternyata memang cuma dua orang saja termasuk saya dan satu orang yang duduk di samping saya yang setelah saya ajak ngobrol berprofesi seorang pegawai.
Tempat duduk yang digunakan cukup nyaman namun tidak disediakan tatakan kaki atau footrest sehingga kalau perjalanan jauh agak kurang nyaman, berbeda dengan pesawatnya di Boeing yang mempunyai tatakan kaki.
Sebelum tinggal landas, saya diberikan sebuah tas kecil atau bahasa kerennya pouch yang berisi headset untuk mendengarkan televisi di depan saya yang ternyata tinggi dan jauh sekali, agak susah diraih. Headset yang digunakan bermerek Sony dengan noise-cancelling agak lumayan bisa meredam suara dari luar.
Sony Headset |
Kebersihan kabin lumayan terjaga, terlihat sering di bersihkan jadi tidak ada bekas telapak kaki atau kotoran, dan saya selalu inspeksi toilet ketika mendatangi suatu tempat. Toilet bersih namun sangat polos, perbedaan dengan toilet di kelas ekonomi adalah hanya setangkai bunga palsu, sabun dan tissue yang jumlahnya banyak, saya kira bakal ada parfum atau body lotion.
Penerbangan dua jam tentunya mendapat makanan berat, namun perbedaan dengan kelas ekonomi adalah penyajian makanan dan minuman menggunakan piring dan gelas beling.
Pilihannya adalah nasi ayam dan satu lagi saya lupa karena saya lagi budek dan pesawatnya berisik jadi tidak bisa mendengar apa yang pramugari katakan. Salahnya kenapa Batik tidak menggunakan buku menu di kelas bisnis. Untung pramugarinya baik sekali mau menunjukkan dua menu tersebut dengan menghidangkan makanan asli ke hadapan saya terus saya disuruh milih mau yang mana.
Nasi ayam ini disuguhkan dengan satu buah dan beberapa pelengkap seperti roti kismis dan buah pisang termasuk air putih, dan minuman yang ditawarkan dari mbak pramugari dan sambal.
Makanan yang Dihidangkan |
Sayang, kebersihan alat makannya kurang terjaga, sendoknya agak kotor.
Untuk hiburan, Batik Air ini hiburannya sangat dasar, bahkan dia tidak punya musik tetapi buku yang dialihsuara. Film dan permainannya juga terbatas namun yang berguna menurut saya adalah peta perjalanan atau flight path sehingga saya bisa tahu pesawat saya ada di mana.
Tips : Tempat duduk nomor 1 memang enak untuk jarak ruang kaki karena sangat luas jadi tidak takut dengkul mentok, namun kalau mau mengoperasikan televisi (IFE) yang berlayar sentuh, kita harus susah payah bangkit dari tempat duduk karena tidak ada remote.
Dan poin yang paling saya suka adalah terdapat colokan listrik dan USB untuk mengisi daya di bawah kursi (di ekonomi tidak ada), jadi saya tidak takut kehabisan baterai, hanya saja di tempat duduk saya colokannya rusak sehingga saya harus memakai colokan di belakang.
Jika Anda Duduk di Baris Nomor 1 |
Jika Anda Duduk di Baris 2-4 |
Tiba di bandara dan turun dari tangga pesawat, saya sudah ditunggu oleh petugas darat dan di kawal lagi menuju balai kedatangan dan disuruh menunggu sebentar dan voila tidak lama kemudian bagasinya datang di depan lost and found baggage dan saya bisa langsung keluar gedung tanpa repot-repot menunggu di konveyor.
Konklusi dari Saya : Batik Air merupakan maskapai yang menurut saya ramah di kantong, harganya murah dan full service walaupun hanya menyuguhkan fasilitas yang menurut saya 'sekadar ada' (basic), tetapi memenuhi standar maskapai full service (ada televisi, makanan, ruang tunggu eksekutif) baik di kelas bisnis maupun ekonomi.
- Fasilitas web/counter-check in | 8/10
- Untuk petugas darat | 7,5/10
- Ruang tunggu eksekutif | 7/10,
- Penyajian makan di ruang tunggu eksekutif | 6/10
- Pelayanan oleh pramugari | 8/10,
- Hiburan dalam pesawat | 6,5/10
- Makanan dalam pesawat | 7,5/10
- Fasilitas pendukung | 8/10
- Kebersihan kabin dan kamar kecil | 7,5/10
- Kecepatan prioritas berangkat/kedatangan | 8/10
- Harga | 8/10
Total nilai keseluruhan menurut saya : 7,5
Saya puas, karena saya dapat sesuai dengan apa yang saya bayar dan mungkin saya akan mencobanya lagi kelak, namun jika saya naik Garuda seperti ini, parahnya luar biasa.
Maaf jika gambarnya jelek, karena waktu itu belum terlalu niat untuk membuat ulasan seperti ini.
Komentar
Posting Komentar