[Local Trip 2018] Kisah : Balikpapan ke Pantai Melawai, Lamin Etam, Konservasi Beruang Madu.




3 April 2018

Karena Icha pulang sore, jadi saya masih bisa diajak jalan-jalan melihat sunset daripada di rumah hanya mainan kucing saja. Icha mempunyai ide untuk mengajak saya ke Pantai Melawai. Dengan transportasi daring, kami pun meluncur ke Pantai Melawai, dan begitu sana sayangnya terlihat agak tercemar karena pipa minyak yang bocor tempo hari, jadi pantai pun terasa berbau, walau begitu senja nya cukup indah walau tidak seindah di Jawa atau Bali.


Favorit saya adalah jagung bakar, dan di sini keuntungannya adalah jagungnya bisa dirontokkan ke piring jadi enak makannya tanpa harus keliliten di gigi, sambil minum yang segar menikmati senja di Kalimantan benar-benar indah dan nyaman di hati.

Jagung Bakar
Senja Bersama Pacar eh Tante

Tidak lama, om ku yang baru selesai bekerja datang menjemput kami dan sambil jalan saya pun menikmati jalanan kota Balikpapan yang ada Lapangan Merdeka, dan beberapa objek wisata lain hingga akhirnya saya diajak makan di restoran Eat Boss yang terletak di pinggir pantai juga, benar-benar nikmat, dan makan saya lahap sekali sampai kering itu piring. Mood yang baik, tentu makan juga enak.



Suasana Restoran

Ada sekali waktu juga saya diajak ke tempat neneknya Icha (pihak papanya), sebut saja nenek S. Malah saya ngobrol panjang lebar dengan nenek S bahkan hingga disuapi es krim oleh nenek S, dan bertemu dengan tantenya Icha yang suka berplesiran ke luar negeri, berprofesi sebagai dokter. Oh iya, untuk diingat saya hanya mempunyai satu eyang sekarang dan lagian topiknya tidak akan seberat nenek S.


4-6 April 2018

Dan beberapa hari di Balikpapan, saya hanya berdiam diri di rumah tante saya sambil menikmati kucing-kucingnya, dan saya dijamu makanan yang enak-enak sampai yang saya tidak sukai seperti sup brenebon atau sup kacang merah khas Manado, dan ajaibnya hampir tidak ada dua butir nasi tersisa, habis blas !


Kecuali di tanggal 5 April 2019, saya diajak makan di luar sama om dan tante saya, tetapi sebelum ke tempat tujuan rencananya ingin 'menculik' Icha juga, oleh karena itu kami singgah di RS tempat Icha bekerja (pada waktu itu), yaitu di RS Kanudjoso Djatiwibowo (RSKD) yang merupakan RS besar di Balikpapan. Dasar saya tuh orangnya iseng, ingin kepo dengan cara kerja dan "sesuatu" di balik RSKD ini, maka saya bersama tante benar-benar melabrak UGD dengan membuka pintu UGD seperti orang mau melabrak orang yang selingkuh, tentunya si Icha langsung bangkit dari tempat kerjanya dan ngamuk-ngamuk sambil melakukan "syuh syuh". Emang gelo..


Sayangnya, Icha tidak bisa keluar karena sedang jam dinas, memang benar-benar orang yang tekun dan perusahaan atau instansi mestinya harus bangga punya pegawai seperti dia. Akhirnya kami makan bakso malang Cak Man. Oke lah rasanya.


7 April 2018, Icha Libur

Ketika Icha libur, sayapun diajak jalan-jalan berkeliling daerah Kalimantan Timur menggunakan mobil, menuju keluar kota Balikpapan, dan sebelum perjalanan saya diperkenalkan oleh tanteku buah elai yang sejenis duren, tetapi hanya ada di Kalimantan dan rasanya enak, manis dan jauh berbeda dengan durian, setidaknya saya sudah mencicipi buah lokal.



Elai
Perjalanan

Pada awalnya, saya mau diajak ke jembatan gantung, namun sayangnya ada insiden terjadi yaitu ada truk yang anjlok yang tidak mungkin bisa diangkat dalam waktu cepat, sehingga kami tidak bisa lewat dan diperparah dengan ada ambulans yang menuju Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo tetapi terjebak di belakang truk tersebut, untung orangnya tidak apa-apa. Akhirnya kami pindah tujuan, walaupun saya menikmati proses perjalanannya yang benar-benar bagus, seperti hutan belantara di Kalimantan (eh ini emang Kalimantan).



Truk Anjlok
Suasana Hutan

Kemudian kami merubah tujuan ke tempat wisata lain yaitu Lamin Etam Ambors yang entah ada di mana pokoknya saya manut. Ketika di perjalanan ternyata kami sempat melewati proyek tol Balikpapan-Samarinda yang masih dibangun dan jalannya terlihat lurus seperti di Jawa, karena jalan eksisting yang sudah ada ini banyak jalan berkelok-kelok.



Jalan tol dan jalan biasa

Menurut saya, Lamin Etam Ambors ini adalah objek wisata atraksi yang sudah agak umum di Indonesia, namun suasananya agak berbeda karena di Kalimantan, terutama banyak flora dan fauna endemik khas Kalimantan yang ditampilkan di sini, serta dengan beberapa arena permainan yang bisa dimainkan. Di sini saya menikmati naik kayak yang dikayuh bertiga dan untung tidak jatuh, benar-benar seru dan ada sedikit kenangan yang indah, dan sempat diabadikan oleh om ku.



Suasananya Romantis

Selain itu, terdapat hewan-hewan yang lucu hingga yang aneh, seperti reptil, burung-burung baik itu yang biasa maupun yang endemik Kalimantan, dan lainnya, saya lihat ada ular yang besar dan menyeramkan hingga berfoto dengan burung hantu (tidak kesampaian di Bukit Rhema malah di sini). Dan memang di sini keunikannya dari Lamin Etam Ambors yang tidak ada di daerah lain.



Fauna

Sebenarnya banyak objek lain seperti main ATV, outbound, kuda-kudaan sampai kuda beneran, dll hanya saja waktu terbatas jadi skip ke objek selanjutnya. Walau sempat mampir ngaso beli minum dahulu dan harganya juga tidak dikemplang. Bagus.


Kemudian, kami pindah lokasi ke tempat konservasi beruang madu atau disebut juga Kawasan Wisata Pendidikan Lingkungan Hidup (KWPLH) Balikpapan (Konservasi Beruang Madu) yang ada di pinggir kota Balikpapan, dan yang saya suka adalah gratis !

Begitu masuk, kami disambut plang besar dan miniatur beruang (atau beneran) yang telah diawetkan, wah menarik ini pikir saya.



Beruang Besar

Saya disambut dengan bangunan besar, bergaya Kalimantan atau Dayak yang menurut saya sudah jarang sekali diterapkan di sini, rupanya bangunan tersebut merupakan bale kosong yang memiliki panel atau papan tulisan tentang konservasi beruang madu mengenai informasi dan penyuluhan yang bagus untuk pengunjung. Dan di sisi depan bangunan terdapat toilet yang mini serta mushola kecil.





Sayang sekali, kami baru saja melewati jam waktu berkunjung ke enclosure beruang madu (kandang/tempat tinggal beruang madu) sekaligus melihat beruang diberi makan sehingga harus menunggu lumayan lama. Akhirnya kami keliling dahulu dan menemukan sebuah bale "Pusat Informasi Beruang".



Ternyata di tempat ini banyak menjelaskan tentang informasi beruang madu dengan lengkap tentang beruang madu, habitat, makanan, cara hidup, sampai ancamannya (karena jumlahnya sedikit) baik secara tulisan narasi ataupun kartun serta gambar asli yang dipresentasikan melalui panel. Serta terdapat diorama tempat hidup serta makanan yang di makan beruang madu termasuk cara makan.



Pusat Informasi Beruang

Saya baca sedikit, ternyata beruang madu ini merupakan maskot dari Kota Balikpapan juga, karena merupakan fauna endemiknya juga, kalau tidak salah dari tahun 2001-2013, logo kota menggunakan gambar beruang madu sebelum diganti dengan kujang :




Logo Balikpapan Lama Adalah Beruang Madu

Kami pun berputar area ini, dan ternyata masih besar bahkan ada rumah kucing, yang menurut saya tidak relevan dengan beruang madu, tetapi saya lihat semua kucingnya terawat (sayang tidak terfoto), dan bisa diadopsi asal mampu memeliharanya. Dan menyempatkan diri untuk foto-foto sedikit di tamannya sambil rebahan di bale besar tersebut.



Bale

Setelah menunggu dua jam akhirnya enklosur ini dibuka juga. Enklosur ini bisa dibilang adalah seprti kandang yang besar (tempat tinggal beruang madu_ yang mempunyai ukuran sebesar 1,3 hektar berupa hutan yang telah dirancang sedemikian rupa yang dikelilingi oleh pagar listrik dan pagar kawat yang di atasnya terdapat jalan seperti jembatan yang berfungsi untuk lalu lalang pengunjung.



Jembatan


Namun Icha punya rencana lain, yaitu jika orang diarahkan melihat beruang madu dahulu ke bagian kiri pintu masuk, kalau kami malah pergi ke kanan ke tempat yang orang belum ke sana, jadi saya bisa menikmati suasana yang alami dengan jalan setapak di tengahnya, benar-benar seperti di Kalimantan rasanya, cukup bagus ketika hendak diunggah ke Instagram. Dan sebagian besar benar-benar masih alami.



Menuju Tempat Beruang

Setelah berfoto di tempat tadi, kamipun berjalan mengikuti rombongan orang-orang tersebut untuk melihat beruang madu yang sedang diberi makan, sayang ketika kami masih di enklosur ini, langit mulai mendung, kami pun mempercepat kunjungan untuk langsung balik ke mobil, dan begitu masih setengah jalan menuju parkir hujan deras pun datang membasahi diri, wah benar-benar agak rese, karena setelah tak berapa lama hujan pun reda !


Sebelum pulang ke rumah tanteku, saya diajak makan Soto Ayam Lamongan ya walau bukan khas lokal tetapi enak loh karena lapar dan tempatnya besar serta toiletnya bersih dan berstandar oke.


Malamnya, saya diajak ke mall besar yang bernama Pentacity, yang tersambung dengan e-Walk. Walaupun jalanan ke arah mal ini amat macet karena malam minggu. Menurut saya mal ini sudah seperti di Jakarta, termasuk tokonya yang menurut saya harganya lumayan mahal. Dan kebetulan kami kemari untuk melihat Garuda Travel Fair Siapa tahu saya bisa dapat tiket yang murah karena saya akan pulang keesokan harinya saya sudah 4 hari di Balikpapan sekalian om ku juga mau ke Jawa.


Kamipun berjalan sedikit ke e-Walk dan ternyata ada artis dari ibu kota, Delon sedang menyanyi namun sayang yang menonton bisa dibilang sedikit sekali. Ternyata selera orang sini tinggi juga.


dan waktu terasa sangat cepat.



8 April 2018

Saya pun diantar ke bandara oleh keluarganya Icha, tetapi untuk oleh-oleh saya belikan ampyang (sejenis kerupuk khas sini) dengan kerdus yang lumayan besar sehingga bawanya mudah.

Ketika OTW ke bandara, saya ditawar mau ke Bali tidak dengan Icha ? Sebenarnya saya agak malas karena belum tentu bisa, walau kenyataannya bisa dibaca di sini.


Dan begitu saya hendak memasuki bandara, radio di mobil memutar lagu (yang benar-benar) lawas, Daft Punk yang One More Time, waduh kok bisa kebetulan seperti ini, saya kebetulan suka, dan momennya pas sekali karena waktu berangkat kemari saya memang ingin "sekali lagi" yaitu dengan ke Balikpapan mumpung reses.



Bangunan Lama Bandara Yang Menurut Saya Lebih Artistik
Bandara SAMS Sepinggan

Akhirnya, saya pun berpisah sampai sini, terima kasih Om, tante, dan Icha telah mau meluangkan waktu dan repot-repot untuk saya. Liburan saya yang ini benar-benar berkesan. Selamat tinggal Kalimantan.

Kesimpulan dolan.plesiran :
  • Jika berlibur kesini terutama ke beberapa tempat wisata yang telah disebutkan di atas, lebih baik sewa mobil (punya kendaraan) karena kendaraan umum di sana amat jarang, mungkin ada transportasi daring tetapi harganya lebih tinggi dari biasanya dan tidak jarang susah. 
  • Lokasi tempat beruang madu lebih seru didatangi ketika waktunya jam makan beruang, tetapi hanya beberapa kali dalam sehari, mungkin bisa dicek di internet kapan waktunya (takutnya tidak update).
  • Balikpapan relatif mahal, namun kalau ada uang makan kepiting yang termahsyur di kota tersebut (restoran D atau K), dan membeli pernak-pernik batu-batu untuk aksesoris di Pasar Kebun Sayur. 



Bonus :



Pesawatnya sepi, enak, padahal harganya masih kisaran Rp950.000 (diskon Traveloka jadi Rp450.000), sekarang tiket pesawat ke Balikpapan paling murah dijual dengan harga Rp1.000.000 tidak pakai bagasi pulak ! 

Pertama kali mendarat di Terminal 3 CGK, dan menurut saya bandara ini sudah mirip seperti Changi namun jika semua elemen desain interior, pencahayaan, AC, tata letak, arsitektur, penataan ruang, bentuk parkiran, drop-off, taksi, aksesibilitas, isolator panas nya diperbaiki dan dibenahi. Jika itu semua dilaksanakan maka saya rasa sudah sebanding.  


Pulang ke rumah saya memutuskan untuk menggunakan Kereta Bandara Soekarno Hatta dengan harga spesial menjadi Rp30.000 waktu itu sekalian mencoba karena baru pertama kali, dan resenya adalah harus menggunakan debit dan tempat duduk menggunakan nomor seperti Kereta Api Jarak Jauh, walaupun per 2019 sudah dibebaskan namun pembayaran tetap menggunakan debit, bisa juga dibeli di travel daring. Oh iya, untuk mencapai stasiun kereta bandara harus menggunakan Kalayang atau Skytrain yang waktu itu setiap 13 menit sekali (sekarang juga masih sama). 



Dan liburan pun selesai !


Saya sangat menikmati liburan ini, kompensasi dengan apa yang telah saya alami di Magelang yang mengalami swing mood entah kenapa. Dan saya d sini makan sangat lahap ibaratnya kalau piring bisa dimakan pun saya makan bahkan saya disuguhkan dengan makanan yang saya kurang suka seperti sup kacang merah atau brenebon tetapi saya bisa makan dengan lezat dan nikmat.

Komentar