Ulasan : Citilink Lounge Halim dan Sekilas Kisah Penerbangan ke Yogyakarta


Merupakan bagian dari "Unexpected Journey I"
[[[SELAMA PANDEMI TIDAK ADA LOUNGE DI HALIM]]]

Prolog

Perjalanan ini bisa dibilang mendadak, saya baru memesan tiket tigajam sebelum keberangkatan dan harganya sangat mahal tetapi demi ketemu sepupu ku yang sudah lama tidak ketemu ya nekat saja, setelah memsan saya langsung kemas-kemas dan cabut ke Halim untuk melakukan penerbangan saya menuju Yogyakarta.

Bahkan saya dari rumah pun buru-buru, dan saya ngakunya naik kereta padahal naik pesawat, untung jalan waktu itu tidak macet sehingga sampai di Halim tepat waktu, karena dari rumah juga masih satu kotamadya.

Saya tertarik untuk mencoba lounge yang ditawarkan oleh Citilink di media sosial, maka saya sudah niatkan dari rumah untuk mencoba lounge ini.

Ulasan

Akhirnya setelah proses check-in dan keamanan selesai, saya iseng untuk masuk ke dalam lounge Citilink yang berada di samping tempat pemeriksaan kedua di Bandara Halim, dan ketika saya resepsionis lounge. saya malah disuruh liat makanan dan stok minumannya terlebih dulu baru putuskan lanjut apa tidak, takutnya mungkin sudah bayar mahal tapi tidak puas karena tidak sesuai ekspetasi


Namun karena saya lapar dan kepo dengan loungenya ya saya nekat dan langsung hajar saja Rp100.000 walau hati menangis pilu, akhirnya setelah membayar saya ditanya tujuan keberangkatan dan disuruh menunjukkan boarding pass saya, karena kalau bukan pelanggan Citilink harus membayar lebih mahal, namanya juga lounge khusus untuk Citilink.


Tempatnya atau ruangannya agak sempit, tetapi terlihat nyaman karena didesain dengan kesan mewah (kesan) dan elegan jika dalam kondisi tidak banyak orang, namun jikalau kondisi lounge ramai harus berbagi sofa dengan pengunjung lainnya karena model sofa nya adalah sofa 2 seater yang besar-besar sehingga memakan ruangan tetapi kurang efisien karena tidak bisa muat banyak.

Sofa tersebut dirancang mirip dengan ruang keluarga kecil dengan dua tempat yang keduanya menghadap ke televisi yang menayangkan siaran film luar negeri. Jika tidak suka keramaian, di sisi pinggir ruangan (lorong menuju pintu keluar) terdapat meja dan sofa kecil yang disekat-sekat (bisa duduk untuk dua orang berhadapan). Foto jelasnya terdapat di atas dari laman Citilink.

Interior Ruang 


Sepengelihatan saya, sebenarnya di ruangan lounge ini ada ruang privat atau mereka menyebutnya VIP, hanya saja sepertinya tidak boleh digunakan kalau bukan orang yang kurang berkepentingan. Karena saya lapar, maka saya langsung mendatangi tempat prasmanan namun sayang makanannya amat terbatas, hanya ada nasi goreng dan beberapa lauk yang sudah anyep seperti ayam dan ikan ditambah dengan beberapa makanan pelengkap seperti kerupuk dan acar, saya pun mencoba nasi goreng dan lauk yang disajikan di sana dan ketika saya coba rasanya lumayan untuk kelas kantin di parkiran mal, jadi harapan saya semoga makanan yang disajikan bisa dihangatkan setiap waktu, akhirnya saya banyakin makan kerupuk karena lebih enak dan sepadan, serta mengenyangkan.


Makanan yang Disediakan

Untuk pilihan minuman pun disediakan beberapa macam yaitu air putih dan infused water (sepertinya sedang musim), serta pilihan teh atau kopi di konter yang berbeda walaupun ada orang di sana tetapi saya nyeduh sendiri. Disediakan juga makanan penutup seperti kue atau dessert di kulkas (tidak tampak di foto).


Lounge Citilink juga menyediakan musholla kecil (ada sandal dan sajadah) di bagian belakang ruangan dan toilet uniseks alias toilet campur, dengan ruang shower yang digabung sehingga toilet di dalam lounge, praktis toilet di ruang lounge hanya satu, sehingga menurut saya kurang nyaman kalau ada yang menggunakan untuk hajatan atau mandi. Tetapi keuntungan utamanya adalah Anda bisa mandi di sini hanya saja sepertinya tidak ada handuknya (apa harus minta saya tidak paham), tetapi siap-siap digedor oleh orang yang kebelet karena toilet hanya satu.


Toilet 
Ketika boarding, kami pun dipanggil manual oleh suara resepsionis dan keliling koar-koar sambil menyebutkan tujuan misal "JOGJA JOGJA", setelah dipanggil maka saya pun pergi ke ruang tunggu dan langsung jalan ke pesawat karena sudah panggilan boarding dan antrean untuk masuk pesawat tidak begitu ramai.


Menurut saya, nongkrong di lounge ini kurang nyaman dan sepadan, Lebih baik nongkrong di kafe, walau tidak mewah namun lebih murah dan tidak sempit, bahkan lebih bebas memilih makanan walaupun tidak ada ruang shower.

______


Naik Pesawat...

Untuk selanjutnya, saya pun berangkat menggunakan Citilink, seperti biasa pesawat yang digunakan adalah Airbus A320, pesawat sejuta umat untuk maskapai penerbangan murah, dan tahun ini saya sudah terlalu sering naik Airbus.

Naik pesawat, seperti biasa disambut, dan terbang seperti biasa walau agak goyang sedikit, dan ketika tanda sabuk pengaman sudah dipadamkan katanya yang memesan tiket lewat tiketcom bisa mendapatkan makanan, namun ternyata bodohnya saya tidak unduh e-tiket saya karena syaratnya harus menunjukkan e-tiket, padahal saya semestinya berhak untuk dapat makanan gratis dari tiketcom yang kebetulan sedang promosi (entah nanti sepertinya tidak ada lagi), ah nasib belum beruntung.

Pesawat tidak terlalu ramai karena harga tiket yang sangat gila (tetapi anehnya masih laku saja), malah saya bisa mendapatkan kursi kosong sebaris, di sisi ini saya memang sering hoki mendapatkan kursi kosong.

Perjalanan Dengan Pesawat

Singkat cerita, pesawat pun mendarat dengan sempurna dan akhirnya saya tiba di Yogyakarta lagi. Perjalanan pun lanjut.

Komentar